Sabtu, 18 Februari 2012

Pembantaian Orangutan dan kaitannya dengan mahalnya biaya untuk mengurus orangutan

Kita pernah mendengar berita pembantaian orangutan di Kalimantan. Pelakunya adalah perusahaan sawit asal malaysia,
Proses pembantaian dilakukan dengan sayembara terbuka yg diumumkan oleh pihak perusahaan yg berbunyi "Barang siapa baik karyawan maupun masyarakat yg mampu menangkap orang utan itu baik dalam keadaan hidup maupun mati,diberikan imbalan berupa uang dr mulai 500ribu sampai dengan 2 juta, imbalan disesuaikan dengan besar kecilnya tangkapan itu"

Menurut data LSM Setidaknya, 691 ekor orangutan mati dibunuh dalam kurun waktu Januari – Oktober 2011.
Sebanyak 17 LSM internasional memaparkan data tersebut berdasarkan penelitian di tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Beberapa LSM yang terlibat adalah Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I), World Wildlife Fund (WWF), Suar Institute, Yayasan Palung, dan Yayasan Riak.
(Sumber, Republika)

kenapa Keputusan membunuh orangutan diambil oleh perusahaan

1.Berdasarkan kasus diatas, Jika rata-rata Pembunuh orangutan dibayar Rp 1 juta  perekor, maka perusahaan telah mengeluarkan biaya sebesar 691 juta rupiah. biaya sebesar itu tidak mungkin dikeluarkan pihak perusahaan jika tidak ada pertimbangan yang besar juga.

2. Biaya untuk merawat 691 Orangutan atau menyerahkannya kepada pemerintah mungkin jauh lebih besar dari pada biaya untuk membunuh mereka. kenapa saya katakan demikian?karena menurut prinsip managemen,jika seorang manager ingin mengambil keputusan dalam melakukan kegiatan, maka keputusan yang diambil haruslah bersifat efektif efisien. artinya jika kegiatan yang akan dilakukan memerlukan biaya yang banyak, maka kegiatan itu harus di evaluasi ulang.

3.orangutan juga perlu makan dan di beri pelayanan kesehatan.faktor inilah yang akan memperbesar biaya perusahaan jika mereka menyerahkannya kepada pemerintah. mungkin untuk mengurusi 691 orangutan tersebut mereka harus membayar ratusan juta rupiah tiap tahunnya kepada pemerintah setempat,
belum lagi yang di Korupsi dan lain-lain.
jadi pada dasarnya kasus ini adalah masalah ekonomi, karena jika mereka tidak melakukan hal tersebut, artinya mereka tidak bisa meminimalkan biaya dan tidak bisa memaksimalkan keuntungan, jika sudah begitu untuk mengurangi biaya yang besar seorang manajer perusahaan harus mengambil keputusan dan cara agar perusahaan tersebut dapat terus hidup.
tulisan ini dibuat bukan untuk mendukung kegiatan yang dilakukan perusahaan sawit yang telah membantai Orangutan dan primata lainnya, tetapi sekedar untuk mengingatkan kepada teman-teman betapa kusutnya sistem birokrasi di Indonesia tercinta.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>Caution "Penulis baru belajar nulis"<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<


Salam Mahasiswa Indonesia

Regrads

IBNU FAJAR