Rabu, 15 April 2015

Perjalanan Untuk Menginspirasi



Perjalanan Untuk Menginspirasi
Diary Hari Ke-1
Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Perkenalkan nama ku Ibnu fajar, aku kuliah di Universitas Gadjah Mada Jurusan D3 manajemen 2010 dan ilmu dan Industri Peternakan 2012. Aku kuliah dua jurusan di UGM, dan banyak teman-teman yang mengajukan pertanyaan “kok bisa kuliah dua jurusan di satu Universitas yang sama di UGM lagi..?”. Aku selalu menjawabnya “karena di izinkan Tuhan”, teman-teman selalu tidak puas dengan jawaban seperti itu dan karena ada peraturan mahasiswa UGM tidak boleh kuliah 2 jurusan di UGM. Jika peraturan di UGM membolehkan untuk mengambil lebih dari 1 jurusan maka hal itu merupakan hal yang wajar. Teman yang perlu digarisbawahi adalah jika kita di izinkan Tuhan melakukan sesuatu, maka Tuhan akan memudahkan segala urusan kita. Jadi jangan takut untuk menempuh apapun impian teman-teman dan wujudkan serta jangan lupa untuk berdoa kepada Tuhan, serta mintalah untuk didoakan oleh orang tua. Tulisan ini dibuat untuk adik-adik ku dan sahabat-sahabat ku dipenjuru Indonesia, untuk senantiasa bermimpi dan mewujudkan mimpi mereka karena apapun mimpimu jika di izinkan Tuhan, maka pasti akan terwujud.
Pagi tanggal 11 april 2015 merupakan tanggal yang sangat istimewa bagi ku dan bagi teman-teman Gadjah Mada Menginspirasi (GM), karena aku dan teman-teman yang tergabung didalam GM akan turun mengajar ke daerah Cangkringan, tepatnya di SD IT Baitussalam cangkringan, Yogyakarta. Perjalanan menuju SD IT Baitussalam memakan waktu selama 45 menit dan dihari pertama kami mengajar untuk periode 2015-2016, turun hujan yang sangat deras ditengah perjalanan menuju SDIT Baitussalam. Hujan tersebut tidak menghalangi semangat kami dalam memberikan ilmu dan menginspirasi adik-adik SDIT Baitussalam, karena tujuan Kami bukan hanya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang ada disekolah saja, tetapi kami juga ingin memberikan inspirasi bagi adik-adik di SD IT Baitussalam Khususnya dan adik-adik yang ada diseluruh penjuru Indonesia pada umumnya. Tekad tersebut sudah kami tanamkan dari semenjak rekrutmen hingga saat nanti kami selesai memberikan inspirasi bagi seluruh teman-teman di Indonesia.
Hari itu kami dipertemukan dengan adik-adik dari SDIT Baitussalam cangkringan dimulai dari kelas 3 sampai kelas 6. Kami dibagi berkelompok untuk mengajar adik-adik SDIT Baitussalam. Satu kelas berisi sekitar 3-4 kakak pengajar. Aku diberi kesempatan untuk menjadi kakak asuh kelas 6, yang sebentar lagi akan melaksanakan Ujian Sekolah (US) atau dulu yang kita sebut dengan Ujian Akhir sekolah. Di kelas 6 ada sekitar 20 murid dan ada 10 anak yang sangat beruntung mendapatkan kakak asuh. Meskipun aku tidak mampu untuk menyebutkan nama mereka satu persatu, tetapi aku sangat yakin jika mereka nantinya menjadi anak-anak yang dapat mengubah Indonesia kearah yang lebih baik. Aku mendapatkan kesempatan untuk menjadi kakak asuh siswa bernama wildan. Wildan merupakan putra bungsu dari dua bersaudara yang sangat periang dan mudah bergaul dengan lingkungan sekitar. Bapak Ramto merupakan ayah dari wildan mengatakan bahwa anak ini mempunyai kemampuan psikomotorik yang bagus dan mudah bersosialisasi dengan orang-orang sekitar. Pak Ramto adalah seorang manajer di suatu organisasi yang bergerak dalam manajemen bencana dan penyiar disalah satu radio swasta di yogyakarta. Sewaktu terjadi erupsi gunung merapi 2010 wildan yang saat itu masih kecil sering meminta ikut ke tempat pengungsian korban erupsi gunung merapi bahkan terkadang ia selalu menangis jika ditinggal oleh ayahnya dan anehnya kalau diajak ketempat hiburan atau ke supermaket dia memilih tetap tinggal dirumah karena menurutnya lebih nyaman dirumah. Pola pikir Wildan menurutku sangat unik karena di usianya yang beranjak remaja, dia sudah memikirkan nasib orang lain dan peduli akan kesusahan mereka. Bung Hatta mengatakan, “Saya percaya akan kebulatan hati pemuda Indonesia, yang percaya akan kesanggupannya berjuang dan menderita”, dari perkataan bung Hatta dan melihat sosok Wildan, saya yakin dan percaya bahwa ibu kita masih melahirkan para pemuda yang siap untuk berjuang, menderita dan berkontribusi untuk Indonesia yang lebih baik.
Menginjak usianya yang ke 12, Wildan memiliki cita-cita menjadi kontraktor agar nantinya bisa membuat rumah yang bagus, tetapi dia mengatakan kalau dirinya tidak suka pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia karena dia malas membaca dan berhitung. Dia lebih menyukai pelajaran IPA karena menurutnya lebih mudah dipraktekan. Hal yang saya kagumi lagi dari sosok wildan adalah dia mempunyai semangat untuk belajar, dia mengatakan bahwa target lulusnya matematika dia akan mendapatkan nilai 9,8 dan Bahasa Indonesia, serta IPA dengan nilai 10. Hari itu saya menekankan pada dia bahwa saya hanya sebagai fasilitator dan yang terpenting adalah usaha dan doa mu dalam mewujudkan Impian. Pada hari pertama saya mengajar belum ada materi yang saya berikan tetapi lebih kepada pendekatan kepada orang tua dan siswa, karena menurut saya penting bagi seorang pengajar untuk mengenal lebih dekat kepribadian siswa sebelum kita mengajarkan materi pelajaran. Ini adalah sebagai kata penutup Diary Hari Pertama saya mengajar “Kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam kepada kita. Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik”. Terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf jika banyak kekurangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar